Senin, 09 Februari 2015

Arba_una Ijtima_iyyah

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Hadis merupakan sumber ajaran islam kedua setelah Al-Qur’an. Keberadaannya dalam rangka ajaran islam merupakan penjelas terhadap apa yang ada dalam Al-Qur’an. Peranan hadis semakin penting jika di dalam ayat-ayat Al-Qur’an tidak ditemukan suatu ketetapan, maka hadis dapat dijadikan dasar hukum dalam dalil-dalil keagamaan. Disamping itu, hadis diamalkan dan diaktualisasikan dalam kehidupan keseharian. Dengan demikian, hadis mempunyai peran yang sangat penting di dalam islam.
            Sejalan dengan perkembanagn zaman, telah banyak bermunculan kitab-kitab hadis pada era sekarang ini yang menghimpun hadis-hadis dengan pokok pembahasan tertentu, salah satunya adalah kitab hadis Al-Arba’una Al-Ijtima’iyyah yang dikarang oleh Ahmad bin Abdullah Al-‘Amari, yang mana kitab ini berisi empat puluh hadis tentang sosial-masyarakat. Oleh karena itu, menurut penulis kitab ini sangat cocok digunakan pada saat ini karena masyarakat sangat perlu akan sumber ajaran Islam yang mudah dan praktis  dalam menjalankan kehidupan. Dengan demikian, untuk mengetahui isi kitab lebih lanjut dapat dilihat dalam makalah ini.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah latar belakang penulisan kitab hadis Al-Arba’una Al-Ijtima’iyyah ?
2.      Bagaiamanakh sistematika dari kitab Al-Arba’una Al-Ijtima’iyyah ?
3.      Apakah kelebihan dan kekurangan dari kitab Al-Arba’una Al-Ijtima’iyyah ?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui latar belakang penulisan kitab hadis Al-Arba’una Al-Ijtima’iyyah
2.      Untuk mengetahui sistematika kitab  Al-Arba’una Al-Ijtima’iyyah.
3.      Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari kitab Al-Arba’una Al-Ijtima’iyyah



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Latar Belakang Penulisan Kitab
            Dalam muqaddimah kitab, dituliskan bahwa pengarang menulis kitab hadis ini karena melihat adanya suatu lembaga atau komite tentang sosial-masyarakat setempat di Raghdan.  Sebagaimana yang telah diatur dalam perundang-undangan, mungkin di Indonesia dikenal dengan istilah LSM (lembaga swadaya masyarakat). Lembaga sosial-masyarakat di Raghdan ini memiliki tugas dalam mengatasi kebiasaan-kebiasaan maupun tradisi-tradisi (taqlid) masyarakat yang tidak sesuai lagi dengan syari’at agama. Oleh sebab itu, beliau menulis kitab hadis yang didalamnya memuat empat puluh hadis tentang sosial-masyarakat.
            Disamping itu, pengarang juga memiliki tujuan dalam penulisan kitab ini, agar lembaga-lemabaga atau komite-komite lain dapat mencontoh lembaga sosial masyarakat yang ada di Raghdan, yang didalamnya mengatur tentang Aqidah, Akhlak, ekonomi, pengajaran , pendidikan dan lain sebagainya.[1]

B.     Metode Penulisan 
1.      Mengambil empat puluh hadis tentang ijtima’iyyah (sosial-masyarakat).
2.      Mengambil hadis, hanya bersumber kepada kitab hadis Bukhari, Muslim, Abu Daud, dan Tirmidzi.
3.      Mengutamakan periwayatan yang disepakati oleh Bukhari dan Muslim, dikenal dengan istilah Muttafaq ‘Alaih. Dan dilanjutkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari saja, kemudian Muslim saja, dan dilanjutkan kepada periwayatan Abu Daud dan Tirmidzi.
4.      Meringkas sanad hadis, hanya menyebutkan pada tingkatan sahabat.
5.      Meringkas matan hadis di beberapa hadis.

C.    Sistematika Kitab
                Kitab Al-Arba’una Al-Ijtima’iyyah, secara etimologi berasal dari dua kata yaitu Arba’una dan Ijtima’iyyah. Arba’una berarti empat puluh dan ijtima’iyyah merupakan masdar dari kata ijtma’a-yajtami’u yang berarti berkumpul atau berhimpun[2]. Sehingga, kitab hadis Al-Arba’una Al-Ijtima’iyyah merupakan kitab hadis yang berisi empat puluh hadis tentang sosial-masyarakat. Kitab ini dikarang oleh syekh Dr. Ahmad bin Abdullah Al’amari.
            Adapun sistemaika dari kitab ini, secara implisit pengarang tidak menuliskan bab pembahasan dari tiap-tiap hadis. Karena, pengarang langsung menuliskan hadisnya  tanpa adanya bab pembahasan dari tiap-tiap hadis.[3]Oleh sebab itu, penulis mencoba melakukan penilitian untuk mencari pokok-pokok pembahasan dari tiap-tiap hadis tersebut, dapat dilihat dalam tabel berikut.
الأربعون الإجتماعية
No
Pembahasan
الأربعون الإجتماعية
No
Pembahasan
1
Dipenuhi hak di hari akhir
21
Ganjaran bagi orang yang Menjaga lisan
2
Ancaman bagi orang yang berbuat zhalim dan kikir
22
Menjaga lisan
3
Dua jenis perbuatan termasuk dosa besar
23
Perilaku manusia dalam urusan dunia
4
Anjuran meminta maaf atas perbuatan zhalim
24
Anjuran mengucapkan salam ketika masuk rumah
5
Sifat muslim yang sempurna
25
Tanda-tanda orang munafik
6
Perumpamaan membantu orang yang kesusahan
26
Akibat tidak menjaga perkataan
7
Amalan-amalan yang baik
27
Anjuran bermuka ramah saat bertemu
8
Mencintai sesama muslim
28
Larangan menganggap remeh hadiah (pemberian)
9
Persaudaraan sesama muslim
29
Berbakti kepada orang tua
10
Wujud dari shadaqah
30
Tolong menolong
11
Berbuat baik kepada tetangga
31
Penghuni surga dan neraka
12
Tanggung jawab pemimpin
32
Adab makan
13
Kasih sayang sesama mukmin
33
Patuh dan taat selama bukan dalam maksiat
14
Mengucapkan salam dan memberi makan bagian dari islam
34
Buruknya dusta dan baiknya kejujuran
15
Kewajiban muslim terhadap muslim lainnya
35
Orang-orang yang menjadi penghuni surga
16
Akhlak yang paling baik
36
Hak dan kewajiban
17
Keagungan allah kepada pemimpin yang adil
37
Orang yang mendapat perlindungan dari Allah
18
Anjuran untuk saling mengasihi
38
Patuh kepada pemimipin
19
Anjuran berkata yang baik
39
Sifat yang dapat merusak persaudaraan
20
Larangan minum dan makan seperti orang kafir
40
Mukmin yang menutupi keburukan dirinya
           
D.    Kualitas Hadis
            Dalam kitab ini, secara umum hadisnya berkualitas shahih, walaupun secara zhahir pengarang tidak menuliskan kualitas hadisnya secara keseluruhan. Namun, hadis-hadis dalam kitab ini dominan mengambil periwayatan yang muttafaq ‘alaih, menurut Ibn Shalah dalam kitabnya menjelaskan tentang urutan kualitas hadis yang dikaitkan dengan shahih bukhari dan muslim, bahwa ‘ulama cenderung membagi kualitas hadis shahih pada tujuh tingkatan, dan tingkatan yang paling tinggi adalah hadis yang disepakati oleh Bukhari dan Muslim (muttafaq ‘alaih)[4].
Hadis Shahih               : 28 hadis
Hadis Hasan               : 1 hadis
Tanpa Keterangan       : 11 hadis

E.     Kuantitas Hadis
            Dalam Kitab Al-Arba’una Al-Ijtima’iyyah berjumlah empat puluh hadis tentang soisal-masyarakat. Dan merujuk kepada sumber kitab hadis primer yaitu Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi. Jumlah hadis dari tiap sumber dapat dilihat keterangang di bawah ini.
Mukharrij Hadis
Jumlah Hadis
Nomor Hadis
Muttafaq ‘alaiah
27
3,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,19,20,21,23,25,26,28,30,31,32,33,34,36,37,
Bukhari
6
4,22,29,38,39,40
Muslim
4
1,2,27,35
Abu Daud dan Tirmidzi
1
18
Abu Daud
1
17
Tirmidzi
1
24


F.     Contoh Hadis
1.      Dalam kitab Al-Arba’un Al-Ijtima’iyyah, hadis nomor 3[5]
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا ان رسول اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِقَبْرَيْنِ فَقَالَ إِنَّهُمَا يُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ, وَأَمَّا الْآخَرُ لَا يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ  (متفق عليه)
“Dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata, sesungguhnya rasulullah shallallahu a’alaihi wasallam berjalan melewati dua kuburan lalu Beliau bersabda: "Keduanya sungguh sedang disiksa, dan tidaklah keduanya disiksa disebabkan karena berbuat dosa besar. Salah seorang di antara mereka disiksa karena suka mengadu-domba sedangkan yang lainnya disiksa karena tidak memasang satir saat kencing.” (muttafaq ‘alaih)
2.      Dalam Shohih Bukhori, kitab Jenazah, bab Menancapkan Pelepah Daun (Kurma) di atas Kuburan, nomor 1273[6]
حَدَّثَنَا يَحْيَى حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ طَاوُسٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ مَرَّ بِقَبْرَيْنِ يُعَذَّبَانِ فَقَالَ إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لَا يَسْتَتِرُ مِنْ الْبَوْلِ وَأَمَّا الْآخَرُ فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ ثُمَّ أَخَذَ جَرِيدَةً رَطْبَةً فَشَقَّهَا بِنِصْفَيْنِ ثُمَّ غَرَزَ فِي كُلِّ قَبْرٍ وَاحِدَةً فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ لِمَ صَنَعْتَ هَذَا فَقَالَ لَعَلَّهُ أَنْ يُخَفَّفَ عَنْهُمَا مَا لَمْ يَيْبَسَا
“Telah menceritakan kepada kami Yahya telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah dari Al A'masy dari Mujahid dari Thawus dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata, dari Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bahwasanya Beliau berjalan melewati dua kuburan yang penghuninya sedang disiksa, lalu Beliau bersabda: "Keduanya sungguh sedang disiksa, dan tidaklah keduanya disiksa disebabkan karena berbuat dosa besar. Yang satu disiksa karena tidak bersuci setelah kencing sedang yang satunya lagi karena selalu mengadu domba" Kemudian Beliau mengambil sebatang dahan kurma yang masih basah daunnya lalu membelahnya menjadi dua bagian kemudian menancapkannya pada masing-masing kuburan tersebut. Mereka bertanya: "Kenapa anda melakukan ini?". Nabi Shallallahu'alaihiwasallam menjawab: "Semoga diringankan (siksanya) selama batang pohon ini basah".
3.      Dalam Shohih Muslim, kitab Thaharah, bab Dalil atas najisnya air kencing dan wajibnya bersuci darinya, nomer 439[7]
حَدَّثَنِي أَبُو سَعِيدٍ الْأَشَجُّ وَأَبُو كُرَيْبٍ مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ وَإِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَ إِسْحَقُ أَخْبَرَنَا وَقَالَ الْآخَرَانِ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ قَالَ سَمِعْتُ مُجَاهِدًا يُحَدِّثُ عَنْ طَاوُسٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ مَرَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى قَبْرَيْنِ فَقَالَ أَمَا إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ وَأَمَّا الْآخَرُ فَكَانَ لَا يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ قَالَ فَدَعَا بِعَسِيبٍ رَطْبٍ فَشَقَّهُ بِاثْنَيْنِ ثُمَّ غَرَسَ عَلَى هَذَا وَاحِدًا وَعَلَى هَذَا وَاحِدًا ثُمَّ قَالَ لَعَلَّهُ أَنْ يُخَفَّفُ عَنْهُمَا مَا لَمْ يَيْبَسَا حَدَّثَنِيهِ أَحْمَدُ بْنُ يُوسُفَ الْأَزْدِيُّ حَدَّثَنَا مُعَلَّى بْنُ أَسَدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ عَنْ سُلَيْمَانَ الْأَعْمَشِ بِهَذَا الْإِسْنَادِ غَيْرَ أَنَّهُ قَالَ وَكَانَ الْآخَرُ لَا يَسْتَنْزِهُ عَنْ الْبَوْلِ أَوْ مِنْ الْبَوْلِ
“Dan telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id al-Asyaj dan Abu Kuraib Muhammad bin al-Ala' serta Ishaq bin Ibrahim, Ishaq berkata, telah mengabarkan kepada kami, sedangkan dua orang lainnya berkata, telah menceritakan kepada kami Waki' telah menceritakan kepada kami al-A'masy dia berkata, saya mendengar Mujahid menceritakan dari Thawus dari Ibnu Abbas dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melewati dua kuburan, beliau lalu bersabda: "Ketahuilah, sesungguhnya dua mayat ini sedang disiksa. Dan mereka berdua disiksa bukan karena melakukan dosa besar. Salah seorang di antara mereka disiksa karena suka mengadu-domba sedangkan yang lainnya disiksa karena tidak memasang satir saat kencing." Kemudian beliau meminta pelepah kurma basah, lalu membelahnya menjadi dua. Kemudian beliau menanam salah satunya pada kubur yang pertama dan yang satu lagi pada kubur yang kedua sambil bersabda: "Semoga pelepah ini bisa meringankan siksa keduanya, selama ia belum kering." Telah menceritakan kepadaku tentangnya Ahmad bin Yusuf al-Azdi telah menceritakan kepada kami Mu'alla bin Asad telah menceritakan kepada kami Abdul Wahid dari Sulaiman al-A'masy dengan sanad ini, hanya saja dia menyebutkan, "Sedangkan yang lain tidak berhati-hati (membersihkan) saat kencing."
G.    Kelebihan Kitab
1.      Sangat praktis dan mudah diingat.
2.      Meringkas matan hadis, hanya menyebutkan hal-hal yang penting dari matan hadis yang panjang.
3.      Secara umum hadis-hadis dalam kita ini berkualitas shahih.
4.      Mengutamakan dalam memilih hadis yang diriwayatkan oleh muttafaq ‘alaih (kesepakatan Bukhari dan Muslim).
H.    Kekurangan Kitab
1.      Dalam sanad hadis hanya menyebutkan perawi di tingkat sahabat.
2.      Umumnya tidak menyebutkan kualitas hadis.
3.      Tidak adanya takhrij hadis.
4.      Tidak adanya bab pembahasan dari setiap hadis.
5.      Tidak adanya biografi dan latar belakang penulisan kitab.
6.      Kitab ini masih asing di kalangan masyarakat Indonesia.
I.       Hasil Temuan Dan Rekomendasi
            Berdasarkan hasil penilitian penulis terhadap kitab hadis Al-Arba’una Al-Ijtima’iyyah ini, secara umum sudah tergambar dalam makalah ini. Akan tetapi, menurut penulis ada tiga poin penting yang sangat berharga bagi penulis sekaligus menjadi hasil temuan dari pemahaman yang penulis lakukan. Pertama, dalam persoalan mukharrij hadis, menurut penulis, pengarang dalam mengambil sumber hadis lebih mengutamakan pada tingkatan hadis shahih yang paling tinggi derjatnya dikalangan ulama, yaitu muttafaq ‘alaih (kesepakatan Bukhari dan Muslim) kemudian dilanjutkan pada tingkatan selanjutnya. Karena, hadis-hadis dalam kitab ini dominan dikeluarkan oleh hasil ittifaq dari bukhari dan muslim. Kedua, dalam persoalan pemberian bab pembahasan dari masing-masing hadis, karena pengarang tidak memberikan judul bab dari setiap hadis dalam kitab ini. Ketiga, penulis juga mencoba menakhrij setiap hadis-hadis yang ada dalam kitab Al-Arba’una Al-Ijtima’iyyah untuk dapat dilihat pada sumber utamanya, khusus bagi para akademisi yang ingin melakukan penilitian terhadap hadis-hadis dalam kitab ini. Dan hasil takhrij hadis dapat dilihat pada lampiran dalam makalah.
            Disamping itu, penulis merasa penilitian ini masih jauh dari kesempurnaan, karena penilitian terhadap kitab ini masih ada yang belum sempat diteliti. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kepada pembaca agar dapat melanjutkan penilitian ini atau melakukan penilitian kembali agar penilitian terhadap kitab ini dapat diselesaikan secara sempurna.

BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
            Dari penjelasan diatas, dapat kita simpulkan bahwa kitab hadis Al-Arba’una Al-Ijtima’iyyah merupakan kitab hadis yang berisi empat puluh hadis tentang sosial-masyarakat. Kitab ini termasuk dalam kitab hadis sekunder yang bersumberkan kepada kitab-kitab hadis primer yang dikarang ulama-ulama terdahulu melalui pencarian hadis secara langsung.kitab ini bersifat tematik, yaitu berdasarkan pada pokok-pokok pembahasan tertentu.
            Dalam penilitian terhadap kitab ini, telah ditemukan sistematika dan metode, kualitas dan kuantitas, serta kelebihan dan kekurangan yang terdapat di dalamnya. Sehingga kita dapat memahami dan menjadikannya sumber terhadap amalan dalam kehidupan sehari-hari dari segi sosial-masyarakat.
B.     Saran
            Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini kedepannya.


DAFTAR PUSTAKA


Al-‘Amari, Ahmad bin Abdullah. Al-Arba’una al-Ijtima’iyyah. Raghdan : Markaz At-       Tanmiyyah Al-Ijtima’’iyyah, 2011.
Al-khatib, Muhammad ‘Ajaj. Ushul al-Hadits. Jakarta : Gaya Media Pratama, 2007.
Software lidwa pusaka
Lampiran :

            Penulis mencoba menakhrij setiap hadis yang ada dalam kitab Al-Arba’una Al-Ijtima’iyyah dengan menggunakan software lidwa pusaka. Dapat dilihat dalam tabel berikut.

No
Sumber Kitab
Kitab
Bab
No.Hadis
1
Muslim
Berbuat baik, menyambut silaturahmi dan adab
Haramnya kezhaliman
4679
2
Muslim
Berbuat baik, menyambut silaturahmi dan adab
Haramnya kezhaliman
4675
3
Bukhari
Jenazah
Menancapkan Pelepah Daun (Kurma) di atas Kuburan
1273
4
Bukhari
Perbuatan-perbuatan zhalim dan merampok
Jika seseorang mempunyai kezhaliman kepada saudaranya, lalu ia memaafkannya, apakah ia harus menjelaskan kezhalimannya ?
2269
5
Bukhari
Hal-hal yang melunakkan hati
Menyudahi kemaksiatan
6003
6
Bukhari
Adab
Menyantuni orang miskin
5548
7
Bukhari
Iman
Agama adalah nasehat (loyalitas) kepada Allah,Rasul-Nya dan para pemimpin
55
8
Bukhari
Iman
Bagian dari iman hendaknya mencintai untuk saudaranya sebagaimana dia mencintai untuk dirinya sendiri
12
9
Bukhari
Perbuatan-perbuatan zhalim dan merampok
Seorang Muslim tidak boleh menzhalimi Muslim lainnya, juga tidak membiarkannya...
2262
10
Bukhari
Jihad dan penjelajahan
Orang yang memegani pelana dan selainnya
2767
11
Muslim
Adab
Dosa seseorang yang tetangganya tak merasa aman dari gangguannya
66
12
Bukhari
Jum'at
Shalat Jumat di Desa dan Kota
844
13
Muslim
Berbuat baik, menyambut silaturahmi dan adab
Kasih sayang dan bersikap lembut sesama mukmin
4685
14
Bukhari
Iman
Memberi makan bagian dari Islam
11
15
Bukhari
Meminta Izin
Menyebarluaskan salam
5766
16
Bukhari
Perilaku budi pekerti yang terpuji
Sifat Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam
3295
17
Abu daud
Adab
Menempatkan orang sesuai dengan derajatnya
4203
18
Tirmidzi
Berbakti dan menyambung silaturrahim
Kasih sayang terhadap anak kecil
1843
19
Muslim
Adab
Memuliakan tamu dan melayani
67
20
Bukhari
Makanan
Makan pada wadah yang dilapisi perak
5006
21
Bukhari
Hal-hal yang melunakkan hati
Menjaga lisan
5993
22
Bukhari
Hal-hal yang melunakkan hati
Menjaga lisan
5997
23
Bukhari
Perilaku budi pekerti yang terpuji
Firman Allah "Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan laki-laki dan perempuan dan kami jadikan kalian …
3234
24
Tirmidzi
Meminta izin dan Adab
Mengucapkan salam jika masuk rumah
2622
25
Bukhari
Iman
Tanda-tanda munafik
32
26
Bukhari
Hal-hal yang melunakkan hati
Sifat surga dan neraka
6078
27
Muslim
Berbuat baik, menyambut silaturahmi dan adab
Sunahnya bermuka ramah saat bertemu
4760
28
Muslim
Adab
Jangan seseorang menganggap remeh untuk memberi hadiah tetangga
1711
29
Bukhari
Adab
Siapa yang paling berhak digauli dengan baik
5514
30
Muslim
Keutamaan sahabat
Berlaku baik kepada kaum Anshar radhiallahu 'anhum
4570
31
Bukhari
Tafsir Al Qur`an
Surat al Qalam ayat 13
4537
32
Bukhari
Makanan
Membaca basmalah sebelum makan
4957
33
Muslim
Kepemimpinan
Wajibnya taat kepada pemimpin selama bukan dalam kemaksiatan
3423
34
Muslim
Berbuat baik, menyambut silaturahmi dan adab
Buruknya dusta dan baiknya kejujuran
4719
35
Muslim
Surga sifat dan penghuninya
Sifat-sifat penduduk surga dan penduduk neraka yang bisa diketahui waktu di dunia
5109
36
Musilm
Kepemimpinan
Wajibnya memenuhi isi bait
3430
37
Bukhari
Shalatnya musafir dan penjelasan tentang qashar
Keutaman mendengar Al-Qur'an dan meminta kepada orang yang menghafalnya untuk membaca sehingga ia bisa mendengarkannya
1334
38
Bukhari
Adzan
Keimaman seorang budak atau maula (bekas budak)
652
39
Bukhari
Adab
Larangan saling mendengki dan menjauhi
5604
40
Bukhari
Adab
Seorang mukmin menutupi keburukan dirinya
5608









[1] Ahmad Bin Abdullah Al-‘Amari, Al-Arba’una Al-Ijtima’iyyah (Raghdan : Markaz At-Tanmiyyah Al-Ijtima’’iyyah, 2011), hal.4
[2] A.W.Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap ( Surabaya : Pustaka Progresif, 1997), hal.208.
[3] Lihat isi kitab
[4] Muhammad ‘Ajaj Khatib, Ushul Al-Hadits (Jakarta : Gaya Media Pratama, 2007), hal.286.
[5] Ahmad Bin Abdullah Al-‘Amari, Al-Arba’una Al-Ijtima’iyyah (Raghdan : Markaz At-Tanmiyyah Al-Ijtima’’iyyah, 2011), hal.9.
[6] Software Lidwa Pusaka
[7] Software Lidwa Pusaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar