Senin, 09 Februari 2015

Tsalasuna Haditsan fi Fadhail al-A'mal

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Seiring perkembangan zaman, kajian seputar hadits semakin banyak dan kompleks. Mulai dari kajian hadits tematik sampai pada kajian kajian kritik teks hadits. Semuanya ada karena bentuk respon dari kehidupan yang sedang dialami. Sehingga kajian tentang  hadits itu tidak bisa dilepaskan dari sosio-kultur penulisnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, kiranya cukup mengesankan bila dunia yang sedang dihadapi kaum muslimin sekarang ini adalah persainagan antara dunia barat yang lebih maju, namun ada seorang dari kaum muslim yang melakukan kajian hadits namun  tidak terpengaruh dengan kondisi tersebut, justru beliau memberikan kajian hadits seputar motivasi-motivasi yang berkaitan dengan amal ibadah kaum muslimin yang notebene telah banyak ulama terdahulu yang membahasnya.
Adalah Ahmad bin Muhammad al-Sa’lan yang mengkaji seputar hadits-hadits Faadhoil al-A’mal dalam kitabnya Tsalatsuna fi Fadhoil al-A’mal. Kiranya disisni penulis akan membahas kitab tersebut karena hadits-hadits didalamnya secara sekilas adalah hadits-hadist yang muncul tidak sebagai respons dari kehidupan kaum muslimin sekarang ini.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana biografi pengarang kitab Tsalasuna Haditsan fi Fadhail al-A'mal?
2.      Bagaimana metode dan sistematika dalam kitab Tsalasuna Haditsan fi Fadhail al-A'mal?
3.      Bagaimana isi kitab Tsalasuna Haditsan fi Fadhail al-A'mal ?



C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui biografi pengarang kitab Tsalasuna Haditsan fi Fadhail al-A'mal.
2.      Untuk mengetahui metode serta sitematika kitab Tsalasuna Haditsan fi Fadhail al-A'mal.
3.      Untuk mengetahui isi kitab Tsalasuna Haditsan fi Fadhail al-A'mal.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kajian Eksternal Kitab.
1.      Biografi Penulis
Sejauh penulusuran penulis, untuk membongkar biografi kitab tersebut sampai sekarang ini belum menemukan. Penulis juga sudah berusaha mengirimkan email untuk meminta biografinya tapi juga belum memperolehnya. Dan yang hanya kami ketahui nama dari pengarang kitab tersebut adalah Ahmad bin Muhammad al-Sya’lan.
2.      Metode dan Sistematika Kitab.
Dalam penulisan kitab “Tsalatsuna Haditsan fi Fadhail al-A’mal ini, penulis hanya mengumpulkan hadits-hadits yang berkaitan dengan keutamaan-keutamaan Amal dari kitab-kitab ahli hadits kemudian diringkasnya menjadi hadits-hadits yang Shahih dan Hasan berdasarkan kemampuan penulis[1].
Sesuai dengan judulnya, kitab ini mencakup 30 hadits tentang keutamaan-keutamaan amal. Sistematika kitab tersebut sebagai berikut:
Hadits ke 
Pembahasan
Halaman
Hadits ke
Pembahasan
Halaman
1
Keutamaan Ilmu
7
16
Keutamaan Jihad fi Sabilillah
17
2
Ampunan Dosa bagi Orang yang berilmu
8
17
Keutamaan Membaca al-Qur’an
18
3
Menyampaikan ilmu
8
18
Keutamaan perkumpulan Dzikir
18
4
Ikhlas karena Allah dalam menuntut ilmu
9
19
Keutamaan Dzikir
20
5
Keutamaan berdiam di masjid dan berjalan kaki ke masjid
9
20
Keutamaan Dzikir untuk menjaga dari godaan syaithan
20
6
Keutaman shalat bersama imam
11
21
Keutamaan Tasbih, Tahlil, dan Takbir
21
7
Keutamaan shalat sunah di rumah
11
22
Keutamaan mimpi melihat hal yang baik dan buruk
21
8
Keutamaan Shalat dua rakaat fajar
12
23
Keutamaan berdoa dalam hadits ini
22
9
Keutamaan Qiyamul Lail
12
24
Keutamaan bertaqwa dalam mencari rizqi
23
10
Keutamaan berdzikir, wudhu dan shalat setelah bangun tidur
13
25
Keutamaan zuhud dalam harta dan pangkat
23
11
Keutamaan membaca qur’an di malam hari
13
26
Keutamaan iman, perbuatan baik dan meninggalkan perbuatan jelek
24
12
Keutamaan shalat istikharah
14
27
Keutamaan zakat dan menjauhkan dari bala
24
13
Kmudahan dari kesulitan
15
28
Keutaman meninggalkan Isbal dan lainnya
25
14
Keutamaan puasa dan membaca al-Qur’an
16
29
Keutamaan menepati hutang
26
15
Keutamaan meninggalkan kepalsuan/ kebohongan
16
30
Keutamaan meninggalkan 7 maubiqat perbuatan yang
30

3.      Kelebihan dan Kekurangan.
Tentunya bukan berlebihan jika dikatakan kitab tersebut tidak begitu banyak memberikan kontribusi dalam kajian hadits kontemporer ini, sebab hadits didalamnya sebenarnya adalah hadits-hadist yang sudah banyak dibahas oleh ulama-ulama terdahulu terbukti bahwa hadits-hadits didalamnya adalah cuplikan dari kitab-kitab hadits primer (kutubis sittah) tanpa disertai penjelasan dari penulis.
Di sisi lain, kitab tersebut juga dapat diapresiasi karena hadits-hadits didalamnya mungkin sudah banyak dilupakan kaum muslimin sehingga kitab tersebut adalah bentuk peringatan terhadap kita umat moderen untuk bisa menghayati setiap amal dan lebih meningkatkannya lagi.

B.     Kajian Isi Kitab
Dalam kitab tsalasuna haditsan fi fadhail al-a'mal terdapat 30 hadits, berikut beberapa contoh hadits yang ada dalam kitab ini serta pembahasannya.
1.      Hadits no.4 bab keikhlasan dalam menuntut ilmu
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله :«من تعلم علما مما يبتغى به وجه الله عز وجل لا يتعلمه إلا ليصيب به عرضا من الدنيا لم يجد عرف الجنة يوم القيامة يعني ريحها». رواه أبو داود وابن ماجة وأحمد وصححه الألباني
Setelah melakukan takhrij, hadits ini semakna dapat ditemukan dalam kitab hadits primer dengan keterangan sebagai berikut:
a.       Sumber Abu Daud
Kitab : Ilmu
Bab : Menuntut ilmu bukan karena Allah
 No. Hadist : 3179
b.      Sumber  Ibnu Majah
Kitab : Mukadimah
Bab : Mengambil manfaat ilmu dan beramal dengannya
 No. Hadist : 248

c.       Sumber  Ahmad
Kitab : Sisa Musnad sahabat yang banyak meriwayatkan hadits
Bab : Musnad Abu Hurairah Radliyallahu 'anhu
 No. Hadist : 8103
Adapun teks hadits secara lengkapriwayat Abu Daud adalah sebagai berikut:
حَدَّثَنَاأَبُوبَكْرِبْنُأَبِيشَيْبَةَحَدَّثَنَاسُرَيْجُبْنُالنُّعْمَانِحَدَّثَنَافُلَيْحٌعَنْأَبِيطُوَالَةَعَبْدِاللَّهِبْنِعَبْدِالرَّحْمَنِبْنِمَعْمَرٍالْأَنْصَارِيِّعَنْسَعِيدِبْنِيَسَارٍعَنْأَبِيهُرَيْرَةَقَالَقَالَرَسُولُاللَّهِصَلَّىاللَّهُعَلَيْهِوَسَلَّمَمَنْتَعَلَّمَعِلْمًامِمَّايُبْتَغَىبِهِوَجْهُاللَّهِعَزَّوَجَلَّلَايَتَعَلَّمُهُإِلَّالِيُصِيبَبِهِعَرَضًامِنْالدُّنْيَالَمْيَجِدْعَرْفَالْجَنَّةِيَوْمَالْقِيَامَةِيَعْنِيرِيحَهَا
Artinya:Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Suraij bin An Nu'man telah menceritakan kepada kami Fulaih dari Abu Thuwalah Abdullah bin Abdurrahman bin Ma'mar Al Anshari dari Sa'id bin Yasar dari Abu Hurairah ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa mempelajari suatu ilmu yang seharusnya karena Allah Azza Wa Jalla, namun ia tidak mempelajarinya kecuali untuk mendapatkan sebagian dari dunia, maka ia tidak akan mendapatkan baunya Surga pada Hari Kiamat.”
2.      hadits tentang keutamaan zikr kitab no.19
عن أبي أيوب رضي الله عنه أن رسول الله قال:«من قال لا إله إلا الله وحده لا شريك له له الملك وله الحمد وهو على كل شيء قدير عشر مرات كان كمن أعتق أربعة أنفس من ولد إسماعيل». رواه البخاري ومسلم والترمذي والنسائي
Setelah kami takhrij, sumber hadit ini adalah sebagai berikut:
a.       Sumber : Tirmidzi
Kitab : Do'a
Bab : Doa nabi ShollAllahu 'alaihi wa Salam
 No. Hadist : 3476
b.      Sumber : Muslim
Kitab : Dzikir, doa, taubat dan istighfar
Bab : Keutamaan Tahlil, tasbih dan doa
 No. Hadist : 4859
Adapun teks hadits lengkap sanad dan matannya adalah sebagai berikut:
حَدَّثَنَامُوسَىبْنُعَبْدِالرَّحْمَنِالْكِنْدِيُّالْكُوفِيُّحَدَّثَنَازَيْدُبْنُحُبَابٍقَالَوَأَخْبَرَنِيسُفْيَانُالثَّوْرِيُّعَنْمُحَمَّدِبْنِعَبْدِالرَّحْمَنِبْنِأَبِيلَيْلَىعَنْالشَّعْبِيِّعَنْعَبْدِالرَّحْمَنِبْنِأَبِيلَيْلَىعَنْأَبِيأَيُّوبَالْأَنْصَارِيِّقَالَقَالَرَسُولُاللَّهِصَلَّىاللَّهُعَلَيْهِوَسَلَّمَمَنْقَالَعَشْرَمَرَّاتٍلَاإِلَهَإِلَّااللَّهُوَحْدَهُلَاشَرِيكَلَهُلَهُالْمُلْكُوَلَهُالْحَمْدُيُحْيِيوَيُمِيتُوَهُوَعَلَىكُلِّشَيْءٍقَدِيرٌكَانَتْلَهُعِدْلَأَرْبَعِرِقَابٍمِنْوَلَدِإِسْمَعِيلَقَالَوَقَدْرُوِيَهَذَاالْحَدِيثُعَنْأَبِيأَيُّوبَمَوْقُوفًا
Telah menceritakan kepada kami Musa bin Abdurrahman Al Kindi Al Kufi telah menceritakan kepada kami Zaid bin Hubab ia berkata; dan telah mengabarkan kepadaku Sufyan Ats Tsauri dari Muhammad bin Abdurrahman bin Abu Laila dari Asy Sya'bi dari Abdurrahman bin Abu Laila dari Abu Ayyub Al Anshari ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa yang mengucapkan sepuluh kali: LAA ILAAHA ILLALLAAHU WAHDAHU LAA SYARIIKA LAH, LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU YUHYII WA YUMIITU WA HUWA 'ALAA KULLI SYAI-IN QADIIR (Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah semata tidak ada sekutu bagiNya, milikNya semua kerajaan dan bagiNya seluruh pujian, Dia Yang menghidupkan, serta mematikan, dan Dia Maha Mampu melakukan segala sesuatu) maka baginya seperti memerdekakan empat orang budak dari anak Isma'il." Abu Isa berkata; dan hadits ini telah diriwayatkan dari Abu Ayyub secara mauquf.
3.      Hadits tentang keutamaan iman no.26
عن أبي أمامة رضي الله عنه أن رجلا سأل رسول الله ما الإيمان ؟ قال: إذا سرتك حسنتك وساءتك سيئتك فأنت مؤمن قال: يا رسول الله فما الإثم قال: إذا حاك في نفسك شيء فدعه . رواه  أحمد وصححه الألباني
Sumber hadit tersebut adalah sebagai berikut:
Sumber : Ahmad
Kitab : Sisa musnad sahabat Anshar
Bab : Hadits Abu Umamah Al Bahili Ash Shuda bin 'Ajlan bin 'Amru bin …
 No. Hadist : 21138
Adapun teks hadit lengkap dari riwayat ahmad adalah sebagai berikut:
حَدَّثَنَاإِبْرَاهِيمُبْنُخَالِدٍحَدَّثَنَارَبَاحٌعَنْمَعْمَرٍعَنْيَحْيَىبْنِأَبِيكَثِيرٍعَنْزَيْدِبْنِسَلَّامٍعَنْجَدِّهِقَالَسَمِعْتُأَبَاأُمَامَةَيَقُولُسَأَلَرَجُلٌالنَّبِيَّصَلَّىاللَّهُعَلَيْهِوَسَلَّمَفَقَالَمَاالْإِثْمُفَقَالَإِذَاحَكَّفِينَفْسِكَشَيْءٌفَدَعْهُقَالَفَمَاالْإِيمَانُقَالَإِذَاسَاءَتْكَسَيِّئَتُكَوَسَرَّتْكَحَسَنَتُكَفَأَنْتَمُؤْمِنٌ
Telah menceritakan kepada kami Ibrohim bin Kholid telah menceritakan kepada kami Rabah dari Ma'mar dari Yahya bin Abu Katsir dari Zaid bin Sallam dari kakeknya berkata; Aku mendengar Abu Umamah berkata: Seseorang bertanya pada Nabi ShallallahuAlaihiWasallam; Apa itu dosa? Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam bersabda; "Bila sesuatu menggelisahkan hatimu tinggalkan." Orang itu bertanya; Apa itu iman? Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam bersabda; "Bila kejelekanmu menggelisahkanmu dan kebaikanmu menggembirakanmu berarti engkau mu`min."
4.      Hadits no.12 bab Keutamaan Istikharah
عن جابر بن عبد الله رضي الله عنهما قال كان رسول الله يعلمنا الاستخارة في الأمور كلها كما يعلمنا السورة من القرآن يقول: «إذا هَمّ أحدكم بالأمر فليركع ركعتين من غير الفريضة ثم ليقل اللهم إني أستخيرك بعلمك وأستقدرك بقدرتك وأسألك من فضلك العظيم فإنك تقدر ولا أقدر وتعلم ولا أعلم وأنت علام الغيوب اللهم إن كنت تعلم أن هذا الأمر خير لي في ديني ومعاشي وعاقبة أمري أو قال عاجل أمري وآجله فاقدره لي ويسره لي ثم بارك لي فيه وإن كنت تعلم أن هذا الأمر شر لي في ديني ومعاشي وعاقبة أمري أو قال في عاجل أمري وآجله فاصرفه عني واصرفني عنه واقدر لي الخير حيث كان ثم أرضني قال ويسمي حاجته». البخاري
Pada bab  ini  terdapat hadits mengenai istikharah. Setelah kami takhrij, hadits ini terdapat dalam riwayat Bukhari kitab “Jum'at” Bab “Shalat Sunnah Dilaksanakan Dengan Dua Raka'at Dua Raka'at” No. Hadist  1096.Berikut teks hadits lengkap sanad dan matan nya.
حَدَّثَنَاقُتَيْبَةُقَالَحَدَّثَنَاعَبْدُالرَّحْمَنِبْنُأَبِيالْمَوَالِيعَنْمُحَمَّدِبْنِالْمُنْكَدِرِعَنْجَابِرِبْنِعَبْدِاللَّهِرَضِيَاللَّهُعَنْهُمَاقَالَكَانَرَسُولُاللَّهِصَلَّىاللَّهُعَلَيْهِوَسَلَّمَيُعَلِّمُنَاالِاسْتِخَارَةَفِيالْأُمُورِكُلِّهَاكَمَايُعَلِّمُنَاالسُّورَةَمِنْالْقُرْآنِيَقُولُإِذَاهَمَّأَحَدُكُمْبِالْأَمْرِفَلْيَرْكَعْرَكْعَتَيْنِمِنْغَيْرِالْفَرِيضَةِثُمَّلِيَقُلْاللَّهُمَّإِنِّيأَسْتَخِيرُكَبِعِلْمِكَوَأَسْتَقْدِرُكَبِقُدْرَتِكَوَأَسْأَلُكَمِنْفَضْلِكَالْعَظِيمِفَإِنَّكَتَقْدِرُوَلَاأَقْدِرُوَتَعْلَمُوَلَاأَعْلَمُوَأَنْتَعَلَّامُالْغُيُوبِاللَّهُمَّإِنْكُنْتَتَعْلَمُأَنَّهَذَاالْأَمْرَخَيْرٌلِيفِيدِينِيوَمَعَاشِيوَعَاقِبَةِأَمْرِيأَوْقَالَعَاجِلِأَمْرِيوَآجِلِهِفَاقْدُرْهُلِيوَيَسِّرْهُلِيثُمَّبَارِكْلِيفِيهِوَإِنْكُنْتَتَعْلَمُأَنَّهَذَاالْأَمْرَشَرٌّلِيفِيدِينِيوَمَعَاشِيوَعَاقِبَةِأَمْرِيأَوْقَالَفِيعَاجِلِأَمْرِيوَآجِلِهِفَاصْرِفْهُعَنِّيوَاصْرِفْنِيعَنْهُوَاقْدُرْلِيالْخَيْرَحَيْثُكَانَثُمَّأَرْضِنِيقَالَوَيُسَمِّيحَاجَتَهُ

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah berkata, telah menceritakan kepada kami 'Abdurrahman bin Abu Al Mawaliy dari Muhammad bin Al Munkadir dari Jabir bin 'Abdullah radliallahu 'anhua berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengajari kami shalat istikharah dalam setiap urusan yan kami hadapi sebagaimana Beliau mengajarkan kami AL Qur'an, yang Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika seorang dari kalian menghadapi masalah maka ruku'lah (shalat) dua raka'at yang bukan shalat wajib kemudian berdo'alah: "Allahumma inniy astakhiiruka bi 'ilmika wa astaqdiruka biqudratika wa as-aluka min fadhlikal 'azhim, fainnaka taqdiru wa laa aqdiru wa ta'lamu wa laa 'Abdullah'lamu wa anta 'allaamul ghuyuub. Allahumma in kunta ta'lamu anna haadzal amru khairul liy fiy diiniy wa aku ma'aasyiy wa 'aafiyati amriy" atau; 'Aajili amriy wa aajilihi faqdurhu liy wa yassirhu liy tsumma baarik liy fiihi. Wa in kunta ta'lamu anna haadzal amru syarrul liy fiy diiniy wa ma'aasyiy wa 'aafiyati amriy" aw qaola; fiy 'aajili amriy wa aajilihi fashrifhu 'anniy washrifniy 'anhu waqdurliyl khaira haitsu kaana tsummar dhiniy". Beliau bersabda: Dan sebutlah keperluannya" (Ya Allah aku memohon pilihan kepadaMu dengan ilmuMu dan memohon kemampuan dengan kekuasaanMu dan memohon kepadaMu dengan karuniaMu yang Agung, karena Engkau Maha berkuasa sedang aku tidak berkuasa, Engkau Maha Mengetahui sedang aku tidak mengetahui karena Engkaulah yang Maha Mengetahui perkara yang ghoib. Ya Allah bila Engkau mengetahui bahwa urusan ini baik untukku, bagi agamaku, kehidupanku dan kesudahan urusanku ini atau Beliau bersabda; di waktu dekat atau di masa nanti maka takdirkanlah buatku dan mudahkanlah kemudian berikanlah berkah padanya. Namun sebaliknya, ya Allah bila Engkau mengetahui bahwa urusan ini buruk untukku, bagi agamaku, kehidupanku dan kesudahan urusanku ini atau Beliau bersabda; di waktu dekat atau di maa nanti maka jauhkanlah urusan dariku dan jauhkanlah aku darinya dan tetapkanlah buatku urusn yang baik saja dimanapun adanya kemudian paskanlah hatiku dengan ketepanMu itu". Beliau bersabda: "Dia sebutkan urusan yang sedang diminta pilihannya itu".

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa, kitab Tsalatsuna fi Fadhoil al-A’mal adalah kitab hadits yang menjelaskan tentang keutamaan-keutamaan amal. Pengarangnya adalah Ahmad bin Muhammad al-Sya’lan, namun sampai hari ini penulis belum menemukan biografinya.
Kelebihan dari kitab tersebut adalah bentuk perngatan terhadap kaum musimin yang kurang menghayati dan meningkatkan amalnya.

B.     Kritik dan Saran
Idza Tamma al-Amru Bada Naqshuhu.  Kami sadari makalah ini jauh dari sempurnya, bahkan cukup. Sebab penjelasan-penjelasan dalam makalah ini dengan keterbatasan kami masih sangat kurang dari yang diharapkan teman-teman. Sehingga sangat kami harapkan kritik dan saran yang membangun sehingga makalah ini bisa menjadi makalah yang diharapkan teman-teman. Kiranya cukup sekian. Wallahu a’lam bisshowab....

Daftar Pustaka
Kitab Tsalatsuna fi Fadhail al-A’mal




[1] Ahmad bin Muhammad al-Sya’lan, Tsalatsuna Haditsan fi Fadhail al-A’mal....hlm 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar